Selasa, 04 Januari 2022

Membuat Majalah Dinding di Ruang Keluarga


Awal saya membuat majalah dinding dirumah adalah ketika anak-anak belajar memegang alat tulis. Sebenarnya sih niat awalnya bukan membuat mading, melainkan hanya dalam rangka mengamankan tembok rumah kontrakan. Saat itu kami belum mempunyai rumah pribadi, maka ketika anak-anak akan mencoret-coret dinding rumah yang kami tempati saya segera berlari mencari kertas. Kertas-kertas bekas inilah yang digunakan anak-anak untuk coret-mencoret dan menggambar. Ternyata anak-anak tetap penasaran ingin merasakan sensasi menggambar sambil berdiri (menggambar dan mencoret-coret dinding). Maka dari itu, tidak kehabisan akal saya menyobek beberapa lembar kalender yang sudah tidak terpakai kemudian saya tempel di dinding ruang keluarga. Akhirnya anak-anak bisa bebas mencoret, menggambar, menempel dan mengecap dikertas kalender tersebut dengan sensasi bebas seperti mencoret-coret dinding. Bahagia rasanya, melihat dinding tetap bersih dan anak-anak bisa bebas berekspresi.




Ternyata memandang hasil karya anak di dinding, hati saya merasa senang. Coretan anak-anak itu memberi kesan ceria. Kemudian dari gambar-gambar itu juga anak-anak suka bercerita, menceritakan apa yang mereka gambar. Gambar-gambar dan cap tangan anak belepotan coklat tak beraturan itu ternyata menyimpan banyak cerita.

Anak-anak tumbuh dan bertambah pula kreativitasnya, memasuki usia lima tahun anak-anak sudah mulai tertarik mewarnai gambar. Semakin bertambah pula pekerjaan saya dirumah, yaitu menyiapkan gambar untuk diwarnai. Hampir setiap hari anak-anak meminta gambar baru, mau tidak mau ya ibu harus mau. Gambar-gambar yang telah diwarnai akhirnya menumpuk, tambah hari bertambah banyak. Agar dapat tersimpan rapi, saya membuat map berisi portofolio hasil karya anak. Dan sebagian gambar yang sedang menarik anak, akan saya tempel di dinding sebagai apresiasi bagi anak atas hasil karyanya.

 


Melihat hasil karyanya ditempel, anak-anak akan senang dan suka sekali memandang hasil karyanya. Mengambil kesempatan ini saya sering menuliskan tulisan besar sesuai dengan gambar anak. Sambil menyelam minum air, saya mengajak mereka mengeja kata-kata itu sambil menunjuk gambarnya jadilah mereka belajar membaca. Secara tidak sadar mereka belajar mengenal kata, setiap ada gambar baru maka pasti tambah satu kosa kata baru yang mereka pahami.  

Ketika anak-anak masuk jenjang sekolah, hal ini terus saya biasakan. Sudah mulai tertata dan rapi, buka hanya gambar-gambar saja yang tertempel di dinding ruang keluarga kami. Namun bertambah tulisan-tulisan yang ditulis oleh anak-anak. Juga berisi harapan, agenda kegiatan anak, peraturan-peraturan yang kami sepakati bersama untuk kedisiplinan bersama dirumah.


Membuat mading keluarga adalah momen yang menyenangkan buat kami, karena pasti setelah mading baru selesai dan ditempel diruang keluarga akan ada suasana baru disana. Majalah dinding ini sangat membantu sebagai media komunikasi keluarga kami. Biasanya kami mengganti majalah dinding keluarga saat ada momen-momen tertentu, misal saat memasuki tahun ajaran baru, saat tahun baru, saat Ramadhan, dan saat-saat kami membutuhkan suasana dan semangat baru.


Menurut Wikipedia disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya terpampang pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Karena mading itu menarik, maka tidak salah bila jadi pusat perhatian didalam keluarga.



Majalah dinding keluarga dapat menjadi bahan literasi yang menarik bagi semua anggota keluarga. Orang tua dapat menyesuaikan isi mading dengan kebutuhan dan ketertarikan anak pada sesuatu saat itu. Selain itu adanya mading dirumah dapat menumbuhkan minat literasi dan membudayakan literasi keluarga. Mading sebagai alternatif yang mudah disiapkan untuk membudayakan literasi dirumah, diluar membacakan buku, berdiskusi dan tersedianya perpustakaan keluarga.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membangun Literasi Digital Keluarga

Mari kita intip kegiatan anak sulung kita didalam kamarnya, ternyata sedang serius dengan gadgetnya. Kemudian mari berjalan, kita lihat sang...