Saat merasa beban hidup yang sedang dirasakan
teramat berat, apa yang anda rasakan? Merasa paling menderita sedunia? Emosi
tak menentu? Bangun tidur tidak sesegar biasanya. Apa yang salah dengan hari
ini? Bukankah hari ini seperti hari-hari biasanya, duapuluh empat jam lamanya.
Yang harus kita sambut dengan senyum ceria dan semangat yang bergelora didada.
Tetapi kenapa rasa hati ini ada yang mengganjal? Ada apa dengannya? Ayo
semangat! Ada tantangan untuk hari ini, yang harus kita pecahkan, ada jalan-jalan
yang harus kita lewati, ada cerita yang harus kita lalui, ya hari ini istimewa.
Bila kita merasa bodoh, hari ini ada banyak
pelajaran yang bisa kita pelajari. Bila hari ini dirasa sepi, ayo bersama
keluar melihat dunia. Bila dada terasa sesak dengan berbagai macam masalah, ayo
mendekatlah denganNya. Buka kitabNya, bacalah dengan perlahan kemudian bacalah
terjemahan perayatnya. Nanti akan kita temui jalan keluar dari masalah kita,
ternyata setelahnya kita akan rasakan lapang dada kita. Ternyata semua itu
bersumber dari hati kita, hati yang kurang bersyukur, merasa paling berat beban
hidupnya. Padahal tadi pagi kita bisa membuka mata, melihat dengan jelas.
Setelah membuka mata, kita bisa bangkit dan kaki kita dapat berjalan dengan
tegak. Berjalan ke kamar mandi kemudian dapat menikmati rasa buang air kecil
atau besar dengan nyaman. Tidak ada rasa nyeri ataupun sakit, semua berjalan
dengan normal. Itu berarti badan kita sehat, haruskah kita merasa nelangsa
dengan itu semua?
Kemudian kita beranjak menunaikan sholat
malam, semua bisa dilaksanakan dengan nikmat. Maka nikmat Tuhan yang manakah
yang akan kau dustakan? Semua anggota keluarga sehat, suami/istri dan
anak-anak, kita bangunkan untuk melaksanakan sholat berjamaah juga mudah. Maka
kemudahan mana lagi yang kita inginkan? Bukankah itu awal pagi yang indah?
Tidak seharusnya kita menyalahkan keaadaan kita yang berbeda dengan yang
lainnya. Cukup kita syukuri atas apa saja yang kita nikmati pagi ini.
Setiap orang membawa masalahnya
masing-masing, dipikul sendiri-sendiri. Semua akan terasa berat bila dari awal
kita membawanya, memang sudah merasa tidak ikhlas. Akan terus bertambah berat
ketika jalan yang kita lalui menanjak dan terjal. Mungkin juga ketika jalan
sedang menurun beban tetaplah berat. Pun ketika jalan rata, tetap terasa berat.
Berbeda bila dari awal kita sudah bersiap dan berusaha menerima semua beban
dalam perjalanan. Kita akan menyiapkan hati yang siap membawa semua beban,
menyiapkan badan yang sehat untuk menumpu beratnya beban, menyiapkan cara agar
bisa meringankan beban.
Begitulah hidup, lihatlah semua membawa
bebannya sendiri-sendiri. Ada yang kelihatan ringan saja, padahal yang ada
dipunggungnya adalah beban yang lebih berat dari yang sedang kita bawa. Ada juga
yang masih tetap tersenyum, walau beban yang sedang digendongnya sampai membuat
badannya terbungkuk. Bersyukurlah disebelah kita ada yang menggandeng,
mendorong dari belakang, menarik dari depan, membantu membawakan beban itu.
Bersyukurlah walau dari jarak jauh, tetap ada yang menyemangati, memfasilitasi,
membantu meringankan beban itu walau secara tidak langsung.
Bismillah pasti semua bisa dilalui, teruslah
berjalan dengan langkah pasti, beristirahatlah sebentar bila memang beban itu
cukup membuat badanmu penat. Barang sejenak menepilah ditepi jalan sembari
melihat lalu lalangnya orang berjalan dengan beban dipundaknya. Bersyukurlah,
tarik nafas panjang dan lanjutkan perjalananmu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar