Cemburu
Menjadi Bumbu
Hidup berumah tangga, kehidupan
yang pasti didamba setiap orang yang sudah dewasa. Tapi apakah kehidupan
berumah tangga itu mudah untuk melaluinya? Ternyata setelah berumah tangga baru
akan dirasakan betapa sulitnya menyatukan, memadu padankan sesuatu yang
berbeda. Berbeda sifatnya, berbeda latar belakang keluarganya, berbeda
kemauannya bahkan berbeda makanan favoritnya. Dari kesemua perbedaan itu bila
tidak tau sama tau bisa berakhir dengan pertengkaran, perdebatan dan akhirnya
perceraian. Dan jangan ditanya seberapa sering berbeda pendapat? seberapa
sering bertengkar? Dalam biduk rumah tangga tidak mungkin akan lancar lancar
saja tanpa ada masalah didalamnya. Tentang keyakinan? tentang kepercayaan?
Keyakinan dan kepercayaan adalah hal mutlak dalam berumah tangga. Karena kadang
cemburupun melanda, menurut penulis cemburu adalah hal yang sah-sah saja
asalkan cemburunya tidak membabi buta. Karena cemburu adalah sifat yang ada
bersamaan dengan adanya rasa cinta. Kalau ada suami atau istri yang tidak mau
dicemburui berarti harus siap juga kalau suami atau istrimu tidak mencintaimu
lagi.
Rasulullah juga pernah merasa
cemburu, Suatu ketika Aisyah dan rombongan Rasulullah SAW dalam perjalanan
menuju Madinah dan Aisyah tertinggal di perjalanan karena tidak diketahui kalau
beliau sedang mengambil kalungnya yang tertinggal. Dan saat itu seorang sahabat
yaitu Shafwan ibn al-Mu’athal juga tertinggal dalam rombongan. Akhirnya Aisyah
dan Shafwan pulang bersama, tetapi di Madinah tersebar fitnah oleh sekelompok
munafik. Dan pada saat itu terdapat perubahan sikap Rasulullah pada Aisyah Rasulullah
SAW menjadi dingin dan acuh sehingga Aisyah kebingungan apa yang terjadi.
Beberapa waktu kemudian akhirnya Aisyah mengetahui hal tersebut. Kabar bohong
tersebut sangat menusuk hati Rasulullah SAW, bagaimanapun laki-laki pasti sakit
hati kalau mendengar kabar seperti itu mengenai istrinya. Suatu hari,
Rasulullah mendatangi Aisyah ke rumah Abu Bakar memintanya mengaku dan
bertaubat atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Aisyahpun terus berdoa dan
memohon kepada Allah, Beberapa hari kemudian turunlah wahyu An-Nur 11-22.
Begitupun Aisya juga pernah merasa
cemburu, Suatu hari usai melaksanakan salat ashar, Aisyah menemani Rasul
mengunjungi rumah istri-istrinya. Namun Aisyah tertegun melihat langkah Rasul
yang berhenti di rumah Hafshah binti Umar. Dalam hatinya Aisyah bertanya, ada
apa gerangan sehingga suamiku bisa berhenti lama ketika mengunjungi salah satu
rumah istrinya.
Jadi jangan pernah salahkan jika
suami atau istrimu cemburu. Ada beberapa tips agar rasa cemburu itu bisa
menjadi bumbu:
1. Kalau rasa cemburu sedang melanda
maka serahkan semua hanya KepadaNya.
Suami atau istrimu adalah seseorang
yang diberikan oleh Allah untukmu maka dikalau kita merasa cemburu maka
serahkan ia kepada Allah, maka hati kita akan tenang.
2. Berfikir positif
Yakinkan diri anda bahwa pasangan
anda baik-baik saja diluar sana. Dari pada bernegatif thinking lebih baik
berdoa kepadaNya agar tetap menyatukan hati dan cinta bersemi kembali
3. Untuk selalu menjaga keutuhan rumah
tangga
Dengan mengendalikan perasaan
cemburu agar tidak membabibuta, berusaha berlemah lembut terhadap pasangan
walaupun hati kita kadang merasa tersiksa, niatkan hanya untuk mencapai
ridhoNya. Menciptakan keluarga samawa samapai Allah lah yang memisahkan
4. Ingat anak-anak
Anak adalah pemersatu hubungan maka
jika sedang cemburu dan amarah meledhak ingatlah anak-anak. Demi merekalah
hubungan harus di pertahankan
5. Me Time
Ketika rasa cemburu melanda maka
hilangkan rasa itu dengan keluar sesaat bebas dari aktivitas dirumah untuk
memanjakan diri misalnya ke salon, silaturahmi dengan teman-teman lama atau
tetangga
6. Jadikan diri yang paling istimewa
Jadikan diri anda yang paling
istimewa dihati pasangan anda, percaya dirilah bahwa pasangan anda masih sangat
membutuhkan anda. Dengan intropeksi diri dan merubah sikap jika ada sikap yang
kurang disukai pasangan anda
Jadi jadikan cemburumu untuk
menjadi bumbu di rumah tanggamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar