Tips
mendapat hidayah sekaligus ilmu dari Imam Syafii dan serat Wulangreh pupuh
Kinanthi
Imam syafii memberikan tips kepada kita
agar mendapatkan hidayah sekaligus ilmu, yaitu dengan cara:
1.
Menyepi dikeheningan malam bermunajat pada Allah
SWT
2.
Menyedikitkan makan
3.
Tidak bergaul dengan orang yang bodoh yang suka
berbicara maksiat
4.
Membenci ahli ilmu yang tidak memiliki adab dan
akhlak
Dari syarat-syarat diatas saya kemudian
teringat isi dari serat Wulangreh pupuh
Kinanthi, yang merupakan materi pelajaran SMP kelas VIII kurikulum 2013.
Ternyata bila kita pelajari lebih dalam terkandung makna yang sama dengan yang
diajarkan oleh Imam Syafii. Maka setelah menelaah isinya siswa diharapkan dapat
mengambil pelajaran didalamnya. Karena sangat berguna untuk bekal kehidupannya
didunia dan akhirat.
Mari kita coba menelaah isi tembang
Kinanthi dan kita hubungkan dengan pelajaran yang diberikan oleh Imam Syafii
kepada kita agar mendapat hidayah sekaligus ilmu.
Tembang Kinanthi pupuh siji:
Padha
gulangen ing kalbu
Ing
sasmita amrih lantip
Aja
pijer mangan nendra
Kaprawiran
den kaesti
Pesunen
sarira nira
Sudanen
dhahar lan guling
Padha
gulangen ing kalbu, latihlah hatimu. Ing
sasmita amrih lantip, Supaya hatimu pintar menangkap ilmu. Aja pijer mangan nendra, jangan
kebanyakan makan dan tidur. Seperti yang dikatakan Imam Syafii, agar mendapat
hidayah sekaligus ilmu salah satunya adalah menyedikitkan makan. Maksudnya
adalah makan bila terasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Karena
faktanya orang yang suka makan banyak sampai kekenyangan akan sulit meresapi
ilmu juga sulit terjaga ditengah malam untuk bermunajat kepada Allah. Kaprawiran den kaesti, punyailah jiwa
kesatrian. Maksudnya agar kita punya rasa kesatria yaitu mempunyai adab dan
akhlak yang baik. Pesunen sarira nira,
jagalah badanmu. Sudanen dhahar lan
guling, kurangilah makan dan tidur.
Tembang Kinanthi pupuh loro:
Dadiya
lakuniraku
Cegah
dhahar lawan guling
Lawan
aja sukan sukan
Nganggowa
sawetawis
Ala
watake wong suka
Nyuda
prayitnaning batin
Dadiya
lakuniraku, Jadikan suatu kebiasaan.
Cegah dhahar lawan guling, mengurangi makan dan tidur. Lawan aja sukan-sukan, Jangan terlalu banyak bersuka-suka.Agar kita
jangan larut dalam bersuka ria dan foya-foya. Ala watake wong suka, tidak
baik orang yang terlalu banyak bersukaria. Nyuda
prayitnaning batin, karena akan mengurangi kewaspadaan hati.
Tembang kinanthi pupuh telu:
Yen
wus tinitah wong agung
Yea
sira gumunggung dhiri
Aja
nyelakaken wong ala
Kang
ala lakunireki
Nora
wurung ngajak-ajak
Satemah
anenulari
Yen
wus tinitah wong agung, apabila sudah ditakdirkan menjadi orang besar
(sukses/pintar). Ywa sira gumunggung
dhiri, janganlah sombong. Aja nyelakaken wong ala, jangan bergaul dengan
orang yang tidak baik. Kang ala
lakunireki, yang bertabiat jelek. Nora
wurung ngajak-ajak, akhirnya bisa menulari. Seperti yang dikatakan Imam
Syafii agar jangan bergaul dengan orang yang suka berbuat maksiat. Karena orang
yang seperti ini akan menularkan tabiat buruk kepada mereka yang mendekatinya.
Ini memberikan nasehat kepada para siswa agar memilih teman bergaul yang baik.
Karena sangat banyak anak yang bandel, nakal, itu padamulanya adalah anak yang
baik, hanya gara-gara ia berteman dengan anak-anak yang bejat, maka si anak
baik inipun ikut-ikutan.
Dari penjelasan yang saya jabarkan diatas
bisa kita lihat ternyata dalam isi tembang kinanthi anggitan Paku Buwana IV itu
terdapat piwulang yang sarat makna yang tidak akan lekang dimakan jaman nasehat
untuk anak-anak remaja jaman sekarang dalam menuntut ilmu dan berteman. Dalam
budaya Jawa banyak ilmu yang bisa kita pelajari dan harus kata uri-uri agar
tetap lestari. Itulah kenapa di kurikulum 2013 anak-anak diajak untuk menelaah
tembang dari Serat Wulangreh yang berisi pitutur.